Jakarta — JAGAT BATARA, 4 Juli 2025. Tongkat komando Panglima Kodam Jaya/Jayakarta resmi beralih tangan. Mayjen TNI Deddy Suryadi, mantan Komandan Jenderal Kopassus ke-36 sekaligus eks Pangdam IV/Diponegoro, kini dipercaya memimpin salah satu komando strategis penjaga ibu kota. Ia menggantikan Mayjen TNI Rafael Granada Baay yang mendapat promosi sebagai Sekretaris Utama (Sestama) Badan Intelijen Negara (BIN).
Serah terima jabatan berlangsung khidmat di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta Pusat, dan dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
Penunjukan Mayjen Deddy sebagai Pangdam Jaya menandai lanjutan kiprah karier militernya yang cemerlang. Lulusan Akademi Militer tahun 1996 ini dikenal luas sebagai perwira pasukan elit dengan segudang pengalaman tempur dan strategis, serta memiliki kedekatan dengan lingkaran kepresidenan, setelah sebelumnya dipercaya sebagai ajudan Presiden Joko Widodo pada tahun 2017–2019.
Deddy Suryadi lahir pada 14 September 1973. Ia mengawali karier militernya di satuan elit Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dengan jabatan awal sebagai Komandan Batalyon 22 Grup 2/Sandi Yudha. Ia kemudian naik menjadi Komandan Detasemen Markas (Dandenma) Kopassus.
Dari tahun 2014 hingga 2016, Deddy dipercaya menjabat Komandan Kodim (Dandim) 0623/Cilegon. Tidak lama berselang, ia kembali ke kesatuan elit sebagai Komandan Grup 2/Sandi Yudha, sebelum dipilih menjadi ajudan Presiden RI, tugas prestisius yang ia emban selama dua tahun penuh.
Selepas dari Istana, Deddy menjabat berbagai posisi strategis, antara lain Perwira Menengah (Pamen) di Denma Mabesad, lalu Kasrem 061/Suryakencana (2020–2021), dan Danrem 074/Warastratama. Pada tahun 2021–2022, ia dipercaya menjadi Wakil Komandan Jenderal Kopassus (Wadanjen) sebelum akhirnya diangkat menjadi Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro dan selanjutnya menjadi Danjen Kopassus.
Dari pucuk pimpinan Kopassus, Deddy ditunjuk menjabat Pangdam IV/Diponegoro. Kini, di pertengahan tahun 2025, ia kembali naik satu tangga penting dengan dilantik sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta, komando utama pengamanan wilayah strategis DKI Jakarta dan sekitarnya.
Semasa menjabat Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen Deddy dikenal aktif dan inovatif. Ia mencanangkan sejumlah program yang berdampak langsung bagi masyarakat, di antaranya:
Pembangunan Jembatan Merah Putih sebagai bentuk penguatan infrastruktur pedesaan,
Pembagian 1.000 pasang sepatu untuk anak-anak sekolah di wilayah Jawa Tengah, sebagai dukungan terhadap pendidikan,
Pembangunan Laboratorium Immunotherapy Nusantara by Terawan di RS Tingkat III Slamet Riyadi, Solo, yang digagas untuk mendukung penelitian dan pengobatan imunoterapi dalam dunia kesehatan militer.
Dengan penugasan barunya di Kodam Jaya, Mayjen Deddy menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas keamanan ibukota negara, wilayah yang menjadi pusat aktivitas politik, ekonomi, dan sosial nasional. Pengalaman lapangan yang luas, mulai dari satuan tempur hingga lingkaran Istana, membuat dirinya dianggap sebagai sosok ideal untuk posisi ini. (Red)