JAGAT BATARA. “Pattimura – Pattimura tua boleh dihancur-kan, tetapi kelak Pattimura-Pattimura muda akan bangkit”, demikian suara lantang Kapitan Pattimura mengobarkan semangat perjuangan, sesaat sebelum dijatuhi hukuman gantung di Ambon oleh kolonial Belanda pada tahun 1817. Pahlawan Nasional bernama asli Thomas Matulessy itu berhasil ditangkap penjajah karena pengkhianatan akibat politik devide et impera (politik pecah belah) kolonial Belanda.
Melalui semangat Pattimura itu, KPPM (Komunitas Perekat Persaudaraan Maluku) Surabaya mengenang dan mengingat semangat hari Pattimura ke 208 di Gedung BK3S Surabaya, 18 Mei 2025. Hall utama dan halaman BK3S dibanjiri ribuan warga Maluku dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Hadir Wakil Gubernur Maluku Abdulah Vannath, Sekretaris Bakesbangpol Provinsi Jatim Nurul Ansori, Kepala Bakesbangpol kota Surabaya Yayuk, para tetua Maluku seperti Alim Tualeka, Erik Tahalele, Frans Huwae, Prof Paul L Tahalele, M1R (Ormas Maluku Satu Rasa), FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) Jatim dan kota Surabaya, berbagai Organisasi Warga Jawa Timur keturunan Maluku, pemilik Yayasan Pondok Kasih Hanna, serta Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) Hartanto Boechori beserta istri.
Acara dibuka para penari memandu masuknya Wakil Gubernur Maluku Abdulah Vannath, diiringi Ketua KPPM Surabaya Frans Huwae, Erik Tahalele dan para tetua Maluku lainnya, Sekretaris Bakesbangpol Provinsi Jatim, Kepala Bakesbangpol kota Surabaya, serta Ketua Umum PJI Hartanto Boechori.
Dilanjutkan prosesi penyerahan obor oleh 7 atlet lari kepada tetua adat dan secara estafet berakhir diserahkan kepada Wagub Maluku. Dan setelah prosesi resmi serta sambutan, dilanjutkan dendang lagu manise khas Maluku.
Frans Huwae, Ketua Panitia Pattimura ke 208, dalam sambutannya menyemangati Pattimura Pattimura muda.
” Dengan semangat anak Pattimura Muda dapat meneladani dan belajar rajin terus untuk menggapai cita-cita luhur dari Pattimura dengan itu kita menjaga nama baik orang tua, sekaligus identitas kita sebagai orang Maluku” ujar Frans.
Paul L Tahalele, salah satu tokoh Maluku mengapresiasi jalannya perayaan dan berharap acara tersebut mampu membawa semangat persaudaraan bagi warga Jawa Timur keturunan Maluku.
“Ini motivasi bagi warga Jawa Timur keturunan Maluku. Oleh karena itu semangat Jawa Timur ini harus kita pupuk bersama dalam rangka ikatan persaudaraan dan juga bhineka tunggal ika, sehingga kita bisa saling tolong-menolong dan kita harus mendukung pembangunan di Jawa Timur, seperti juga pembangunan kelak di Maluku”, jelas dokter spesialis bedah thorak dan kardiovaskular yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga bernama dan gelar lengkap, Prof. Dr. Dr.med. Paul L. Tahalele, dr., Sp.B, Sp.BTKV(K) Subspesialis-VE, FICS, FCTS, FINACS itu.
Wagub Maluku Abdulah Vannath menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur dan Walikota Surabaya yang telah menerima warga Jawa Timur keturunan Maluku. Dirinya juga menyampaikan uneg unegnya sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku yang mewarisi hutang relatif besar dari pendahulunya. Di akhir sambutannya, Vannath menyumbangkan suara emasnya.
Ketua Umum PJI Hartanto Boechori diwawancarai di lokasi acara, memberi apresiasi atas semangat persatuan warga Maluku yang tetap mengingat dan menghargai jasa pahlawannya, walau telah berlalu 2 abad lebih.
“Saya salut dan kagum atas semangat persatuan warga keturunan Maluku yang tetap mengingat dan menghargai jasa pahlawannya, walau kejadian heroik itu telah berlalu lebih dari 2 abad. Bravo warga Maluku. Bravo KPPM. Selamat dan Sukses”, puji Tokoh Pers Nasional itu.
Sebelumnya KPPM telah mengadakan beberapa acara untuk mengenang dan mengingat semangat hari Pattimura ke 208 dengan malam Refleksi. Acara dihadiri para tetua Maluku seperti Alim tualeka, Erik Tahalele dan Frans Huwae. (Pji)