Bandung – JAGAT BATARA. Sejalan dengan program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan pemerintah saat ini, membuat banyak pihak tergerak untuk mendukung program pemerintah tersebut dengan inovasi-inovasi yang berbasis kolaborasi dan kemandirian. Salah satunya adalah yang dilakukan Universitas Telkom Bandung. Kampus yang berada di kawasan selatan kota Bandung ini, lewat tim dosen mereka yang terdiri dari Farah Ramadhani, Oon Erixno dan Efri Suhartono beserta tim mahasiswa mereka yakni Irhab Arya, Manossa Javas, Albaihaq Abdiyari dan Areta Adelia, dengan didanai oleh program pemberdayaan berbasis Masyarakat 2025 DRTPM KEMRISTEKDIKTI membuat terobosan dalam mengoptimalkan lingkungan dalam rumah jamur, sehingga pertumbuhan jamur lebih optimal.

Dengan menggunakan system otomasi penyemprotan berbasis pembuat kabut (mist maker) yang dipadukan dengan pengontrolan saluran udara, inovasi ini berhasil membuat pertumbuhan jamur menjadi lebih maksimal. Tim Universitas Telkom Bandung ini lalu berkolaborasi dengan komunitas Schole Fitrah, sebagai mitra yang bergerak di bidang edukasi Masyarakat. program ini menyasar para petani jamur tiram untuk diajarkan bagaimana mengontrol kondisi yang optimal bagi jamur tiram. Setelah melakukan survey Lokasi dan pengenalan teknologi, tim dosen dan mahasiswa berkolaborasi dalam mengembangkan rumah hijau (Green house) yang dilengkapi dengan system pengontrolan suhu dan kelembapan serta system aliran udara dan pembuat kabut otomatis. Untuk meringankan Beban Listrik yang digunakan oleh system, tim juga menginstal energi terbarukan berupa solar panel dan baterai yang dapat digunakan untuk menjalankan system.
Inovasi ini telah membuat terobosan baru dalam cara Bertani jamur.

Kini petani jamur dapat bangga dalam bertani karena peningkatan hasil didapatkan dengan usaha minimal dibandingkan penyemprotan manual yang dilakukan oleh petani jamur setiap harinya. Peningkatan produksi di hari pertama budidaya mencapai 8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan produksi jamur konvensional. Diharapkan inovasi ini dapat dikembangkan untuk skala pembudidayaan yang lebih besar dan hasil produksi dapat dipasarkan secara lebih luas.

Program yang dilakukan tim dosen Universitas Telkom Bandung yang bekerjasama dengan komunitas Schole Fitrah dengan didukung penuh KEMRISTEKDIKTI ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan program ketahanan nasional pemerintah. Pembudidayaan jamur sebagai sumber protein nabati menjadi sangat krusial sebagai salah satu alternatif pangan di masyarakat. Juga sebagai salah satu solusi buat petani jamur tiram yang menghadapi permasalahan dalam proses pembudidayaan secara konvensional. Dimana hasil yang didapatkan tidak optimal sebab tak adanya pengaturan suhu dan kelembapan serta intensitas cahaya yang sesuai bagi pertumbuhan jamur tiram.
(AAF)
