Headlines

Gunung Gede Pangrango Resmi Ditutup untuk Pendakian: TNGGP Fokus Pulihkan Ekosistem dan Tata Kelola Wisata Alam

gunung gede 169

Cianjur – JAGAT BATARA. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) resmi menutup seluruh kegiatan pendakian ke Gunung Gede Pangrango mulai hari ini, Senin (13/10/2025). Penutupan ini bersifat sementara dan berlaku untuk seluruh pendakian komersial maupun umum.

Langkah tersebut diambil sebagai upaya pemulihan ekosistem serta perbaikan tata kelola wisata alam, menyusul kondisi lingkungan di kawasan pendakian yang dinilai semakin memprihatinkan akibat penumpukan sampah di berbagai titik jalur.

Kepala Balai Besar TNGGP, Arief Mahmud, menegaskan bahwa keputusan penutupan bukan hanya reaksi atas maraknya tumpukan sampah di kawasan taman nasional, tetapi merupakan momentum penting untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap sistem pengelolaan wisata alam.

“Langkah ini kami ambil sebagai momentum memperbaiki tata kelola pendakian dan mewujudkan program Zero Waste Wisata Pendakian Gunung 2025,” ujar Arief di Cianjur.

Arief menambahkan, fokus utama pihaknya adalah memastikan pengelolaan pendakian ke depan berjalan lebih ramah lingkungan, tertib, dan berkelanjutan, dengan prinsip tanggung jawab terhadap kelestarian alam Gunung Gede Pangrango.

Balai Besar TNGGP belum memberikan keterangan pasti mengenai jangka waktu penutupan tersebut. Namun, selama masa penutupan, pihaknya akan melakukan sejumlah kegiatan revitalisasi ekosistem, termasuk aksi bersih-bersih jalur pendakian yang saat ini dipenuhi tumpukan sampah dari aktivitas pendaki.

Kondisi jalur pendakian yang tercemar, terutama di sekitar kawasan Alun-alun Suryakencana, menjadi sorotan publik setelah foto-foto gunungan sampah beredar luas di media sosial. Tumpukan plastik, botol minuman, dan sisa makanan terlihat di sejumlah titik, menandakan perlunya penanganan serius terhadap perilaku pendaki dan sistem pengawasan.

Untuk mempercepat proses pemulihan, TNGGP akan menggandeng komunitas pecinta alam, akademisi, serta pelaku usaha wisata alam guna melakukan kegiatan pembersihan dan edukasi lingkungan di jalur pendakian.

Langkah kolaboratif ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif bahwa aktivitas pendakian bukan hanya tentang rekreasi, tetapi juga tanggung jawab dalam menjaga kelestarian alam.

Selain pemulihan ekosistem, Balai Besar TNGGP juga akan memperbarui sistem perizinan pendakian melalui aplikasi SIAP GEPANG, yang bertujuan memperkuat pengawasan, manajemen data pendaki, dan transparansi aktivitas wisata alam di kawasan taman nasional.

Dengan sistem baru ini, setiap aktivitas pendakian akan lebih mudah dipantau, termasuk jumlah pendaki, durasi pendakian, hingga pelaporan sampah yang dibawa dan dikembalikan.

Penutupan Gunung Gede Pangrango ini diharapkan menjadi tonggak perubahan menuju wisata pendakian yang bertanggung jawab dan bebas sampah, sejalan dengan komitmen nasional dalam pelestarian ekosistem taman nasional Indonesia. (MP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *