Jakarta – JAGAT BATARA. Kamis, 21 November 2024. Setyo Budiyanto, yang baru saja terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029, menegaskan bahwa Operasi Tangkap Tangan (OTT) masih menjadi instrumen yang penting dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Setyo meraih 45 suara dalam voting yang digelar oleh Komisi III DPR, mengalahkan beberapa kandidat lainnya.
Setyo Budiyanto, seorang jenderal bintang tiga di Polri, sebelumnya dikenal sebagai Kapolda Sulawesi Utara dan pernah menjabat sebagai Pati Itwasum Polri. Pada Maret 2024, beliau diangkat sebagai Inspektorat Jenderal (Irjen) di Kementerian Pertanian (Kementan) sebelum akhirnya terpilih sebagai Ketua KPK. Pengalamannya dalam berbagai posisi penting di institusi kepolisian dan pemerintahan memberikan dasar yang kuat untuk memimpin lembaga anti-korupsi tersebut.
Pandangan Setyo Budiyanto Terhadap OTT dalam Pemberantasan Korupsi
Saat menjalani proses fit and proper test di hadapan Komisi III DPR, Setyo menyoroti pentingnya Operasi Tangkap Tangan (OTT) sebagai salah satu strategi utama dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. “Menurut kami, OTT itu masih diperlukan. Karena OTT bukan hanya sekadar penindakan terhadap pelaku korupsi, tetapi juga menjadi pintu masuk untuk membuka perkara-perkara besar yang lebih kompleks,” ujar Setyo dalam sesi tersebut.
Namun, Setyo juga mengingatkan bahwa OTT harus dilaksanakan dengan sangat selektif dan tidak dilakukan secara berlebihan. “Memang, OTT ini tidak perlu dilakukan secara masif. Harus betul-betul selektif dan prioritas, hanya pada kasus-kasus yang benar-benar mendesak dan berpotensi membuka jaringan korupsi yang lebih besar,” jelasnya.
Menurut Setyo, penggunaan OTT yang selektif juga bertujuan untuk menghindari perlawanan hukum dari pelaku korupsi, seperti permohonan praperadilan, yang sering kali digunakan untuk menggugurkan proses hukum setelah tertangkap tangan. “OTT harus dilaksanakan dengan standar yang ketat, tanpa ada celah bagi pelaku untuk melawan secara hukum, namun tetap dapat membuka kasus-kasus yang lebih besar dan lebih rumit,” tambahnya.
Strategi Pemberantasan Korupsi yang Tepat Sasaran
Setyo menegaskan bahwa meskipun OTT masih relevan, penguatan lembaga KPK melalui pendekatan yang lebih berbasis pencegahan dan pemetaan kasus korupsi secara menyeluruh juga sangat diperlukan. Untuk itu, KPK di bawah kepemimpinannya akan fokus pada penguatan pengawasan dan koordinasi antar lembaga, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
“OTT memang efektif sebagai pintu masuk, tetapi ke depannya kita juga perlu memperkuat langkah-langkah preventif dan pembenahan sistem yang bisa mencegah terjadinya praktik-praktik korupsi sejak awal. Kami akan terus memperbaharui strategi agar tetap relevan dengan perkembangan zaman,” tegasnya.
Pernyataan Setyo ini mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati dan terukur dalam penegakan hukum di bidang korupsi. Dengan tegas menekankan pentingnya selektivitas, KPK di bawah kepemimpinannya berkomitmen untuk tidak hanya mengandalkan OTT, tetapi juga memperkuat langkah-langkah preventif yang akan menciptakan sistem yang lebih bersih dan transparan di Indonesia.
Tantangan ke Depan
Ke depan, Setyo menghadapi tantangan besar dalam memperkuat kinerja KPK, baik dari sisi internal maupun eksternal, dengan situasi politik yang dinamis dan tantangan besar dalam pemberantasan korupsi yang semakin kompleks. Namun, dengan pengalaman yang dimiliki, baik di kepolisian maupun dalam lembaga pemerintahan, Setyo Budiyanto dipandang mampu membawa KPK ke arah yang lebih progresif dalam upaya memerangi korupsi di Indonesia. (Red)