BANDUNG – JAGAT BATARA. Permasalahan klasik pertanian kembali mencuat di Karawang. Sejumlah petani di daerah tersebut mengeluhkan saluran irigasi yang tersumbat akibat pembangunan perumahan di sekitar lahan pertanian. Akibatnya, sawah-sawah yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga terancam kekeringan. Menanggapi keluhan ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun langsung ke lokasi pada Kamis (18/9/2025) untuk meninjau kondisi dan berdialog dengan para petani.
Dalam kunjungannya, Dedi tidak hanya hadir secara simbolis. Ia merekam pertemuan itu dalam bentuk vlog sambil berbicara langsung dengan para petani, menunjukkan gaya kepemimpinan yang terbuka dan responsif.
Salah satu petani yang ditemui Dedi berasal dari Indramayu, yang telah menjadi buruh tani di Karawang sejak tahun 1998. Petani tersebut menggarap lahan milik seorang pemilik tanah bernama Julius. Meskipun telah berhasil panen, masalah serius muncul ketika saluran air yang biasa mengairi sawah tiba-tiba terputus alirannya.
“Masalahnya di sini saluran airnya ketutup oleh perumahan-perumahan,” ungkap petani tersebut kepada Dedi.
Menanggapi langsung keluhan itu, Dedi Mulyadi berjanji akan segera mengerahkan alat berat untuk mengatasi penyumbatan saluran irigasi. Ia menekankan bahwa solusi harus cepat dan kolaboratif antara pemerintah dan petani.
“Nanti sekarang saya kirim alat berat. Kita bersihkan. Tapi nanti para petaninya ikut bakti. Betul. Nanti kita keruk, nanti saluran airnya dirojok, biar keluar airnya. Biar lancar. Semoga lancar semua,” ujar Dedi di tengah dialog dengan para petani.
Ia juga menyoroti potensi pemanfaatan Sungai Kalimalang sebagai sumber utama pasokan air bagi lahan-lahan pertanian di wilayah tersebut. Menurutnya, pemeliharaan dan revitalisasi saluran irigasi dari Kalimalang menjadi kunci agar petani tidak terus-menerus bergantung pada kondisi cuaca dan pembangunan sekitar yang tidak terkendali.
Langkah cepat Gubernur Dedi ini disambut positif oleh para petani. Mereka berharap proses pengerukan dan pembersihan saluran air bisa segera dilakukan agar pasokan air ke sawah kembali normal. Ketergantungan pada irigasi yang lancar sangat krusial untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen, terutama di tengah tekanan urbanisasi yang semakin menggerus lahan pertanian produktif.
Kisah ini kembali menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembangunan perumahan dan keberlangsungan pertanian. Dalam konteks daerah seperti Karawang—yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional—perlindungan terhadap infrastruktur pertanian menjadi hal yang tidak bisa ditawar. (MP)