Cianjur – JAGAT BATARA. Selasa, 14 Mei 2024. Terkait pemberitaan Jagat Batara yang berjudul ‘Diduga PKBM Althafariz Kabupaten Cianjur membobol dana PIP kementerian pendidikan’ Tanggal 11 Mei 2024.
Informasi yang dihimpun oleh awak media Jagat Batara, PKBM Althafariz merekrut sebagai warga belajar adalah warga masyarakat Desa Bunijaya Kec. Pagelaran Kab. Cianjur.
Tetapi sesuai dengan penjelasan WB 9/5/2024 yang bernama Syfa Nurhasanah terdaftar sebagai kelas 11 kepada awak media. Kata Syfa Nurhasanah “Saya tidak pernah mendaftarkan atau bersekolah di PKBM althafariz di Cianjur, dan tidak tahu menahu tentang adanya penerimaan bantuan PIP dari Kementerian Pendidikan. Sangat disesalkan ada yang memanfaatkan kartu keluarga saya dalam program pendidikan non formal dan mengambil anggaran pendidikan tersebut untuk kepentingan pribadinya,” ucapnya.
Lanjut syfa “Saya akan menuntut PKBM Althafariz karena telah mencatut nama saya untuk mencairkan dana pemerintah” Jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan seorang yang bernama Rahmawati 9/5/2024 yang namanya terdaftar sebagai kelas kelas 11, kepada awak media. Kata Rahmawati “Saya tidak pernah mendaftar sebagai warga belajar di PKBM Althafariz Cianjur, dan tidak mengetahui di mana tempat PKBM tersebut.” ucapnya. Lanjut Rahmawati “Nama saya kenapa dipakai untuk membobol uang negara.” ungkapnya.
Selanjutnya, Kadus Sukaluyu Desa Bunijaya Kec. Pagelaran ketika ditanya terkait atas nama Dede Abdul Halim warganya yang terdaftar Di PKBM Althafariz tersebut, Kadus langsung menghubungi orang tua Dede melalui hubungan telepon selulernya, Kata ibu Dede “Si Dede Abdul Halim tidak pernah mendaftar ke PKBM tersebut dan tidak pernah menerima dana PIP dari pemerintah.” Jelasnya.
Daftar Warga Belajar yg mencairkan pada 8/5/2024 yaitu:
- Dias (L) kelas 12 joki yang mencairkan adalah yang berinisial S.
- Wafa (P) kelas 12 joki yang mencairkan adalah yang berinisial W.
- Siti Maryani (P) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial F.
- Trisnawati (P) kelas 12 yang mencairkan adalah berinisial Z.
- Ridwan (L) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial F.
- Reni (P) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial A.
- Latif Purnama (L) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial I.
- Ahyar Munawar (L) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial G.
- C. Rohimah (P) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial A.
- Wafi nur Fadilah (P) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial N.
- Dede Abdul Halim (L) kelas 12 yang mencairkan adalah yang berinisial F.
- Andi Hermansyah (L) kelas 11 yang mencairkan adalah yang berinisial A.
- Siti Rahma (P) kelas 11 yang mencairkan adalah yang berinisial
- Syifa Nurhasanah (P) kelas 11 yang mencairkan adalah yang berinisial N.
Daftar Warga Belajar untuk aktifasi, yaitu:
- Rismawati (P) kelas 11 joki yang melakukan aktivasi adalah berinisial R.
- Suci Masliah (P) kelas 10 joki yang melakukan aktivasi adalah berinisial N.
- Saefullah (L) kelas 10 joki yang melakukan aktivasi adalah berinisial I.
- M. Ridwan Maulana (L) kelas 10 joki yang melakukan aktivasi adalah berinisial A.
- Rahmawati (P) kelas 11 joki yang melakukan aktivasi adalah berinisial H.
- Ramdan (L) kelas 10 joki yang melakukan aktivasi adalah berinisial H.
- Rosita (P) kelas 12 joki yang melakukan aktivasi adalah berinisial R.
- Susi Susilawati (P) kelas 12 joki yang melakukan aktivasi adalah yang berinisial
Besaran anggaran yang dicairkan untuk kelas 10 dan 11 sebesar Rp. 1.800.000. dan untuk kelas 12 sebesar Rp. 900.000. Dan tempat mencairkan dan mengaktifasi tabungan tersebut di BNI Kcp. Cipanas.
Ketika Awak Media konfirmasi kepada seorang Siswa SMK swasta yang menjadi joki untuk mencair kan dana PIP untuk PKBM ALTHAFARIZ melalui hubungan telepon selulernya 8/5/2024 mengatakan, “Saya bersama teman-temannya satu sekolah sebanyak 24 orang diminta oleh gurunya yang bernama Nando, untuk menjadi Joki mencairkan Dana PIP untuk PKBM ALTHAFARIZ di Cibeber dengan alasan karena Warga Belajar tersebut jauh alamatnya, jadi minta bantuan kepada yang dekat dari Kota Cianjur.” Ucapnya.
Lanjut Siswa SMK “Nando juga berpesan jangan mengatakan kepada siapa-siapa. Sebelum mengambil Dana PIP tersebut pada sekira 6/5/2024 saya dan teman-teman, disuruh menghafal kan dulu nama siapa yang hendak di joki nya, mulai dari tanggal lahir dan nama orang tua, alamat tempat tinggal nya, dan belajar mengikuti tanda tangan yang hendak di joki kan.”
Masih kata Dia “Sebelum berangkat ke Cipanas saya dan teman saya berkumpul di Mesjid Qubro dan pada saat itu ada Kepala sekolah PKBM yang bernama Nadea Oktaviani S.Pd, dan ketika sampai di BNI Kcp. Cipanas 8/5/2024 yang terlebih dahulu masuk adalah 14 orang yang mencairkan selanjutnya baru 8 orang yang bertugas sebagai joki Aktifasi.” jelasnya.
Lanjut Dia “Setelah selesai saya diberi upah 100rb per orang, sisa uangnya di ambil oleh anak buah Nando yang bernama Iden dan Buku tabungan diserahkan kepada Nadea Oktaviani S.Pd.” Pungkasnya.
Ketika awak media menelusuri keberadaan Nando di sekolah SMK swasta di Cianjur, diketahui alamat tempat tinggalnya Di daerah Desa Sabandar. Setelah bertemu dengan RT bernama Iksan, Selanjutnya RT Iksan menghubungi Nando melalui sambungan telepon selulernya, Kata Iksan “Ada tamu yang nyari” jawab Nando “Wartawan Bandung ya? Saya lagi diluar pak RT, tolong kasihkan Hp nya” (Maksudnya kepada awak media).
Ketika awak media menanyakan Apakah benar membawa siswa sebanyak 22 orang dari SMK swasta AS ke Cipanas dengan menaiki 2 buah angkot, Jawab Nando “Gini Pak, itu kan sudah diserahkan, Saya hanya mendampingi saja, sebentar saya kontak ke nomor bapak saja.”
Kata awak media “Udah di nomor pak Rt ini aja, saya hanya konfirmasi.” Jawab nando “saya ada kirim data ke nomor hp bapak.” kata Nando. Padahal awak media sudah beberapa kali menghubungi Nando melalui sambungan telepon selulernya, tetapi tidak pernah diangkat apalagi mengirim data.
Lanjut Nando “Dengarkan Pak saya hanya mendampingi, selanjutnya itu ibu kepala sekolah dengan ketua Yayasan dengan kuasa hukum.” ucapnya. Ketika ditanya itu anak anak “Sekolah siapa yang bawa dan yang menyuruh melakukan kejahatan,” jawab Nando “satu pintu.”
Selanjutnya Nando memberikan telphone selulernya kepada seseorang yang mengaku kuasa hukum, dan berbicara kepada awak media, meminta untuk bertemu. Tetapi awak media menolak dan mengatakan “Tidak ada hubungannya dengan saudara.”.
Kata kuasa hukum “Saya ini penasehat Hukum Nadea kepala sekolah, tetapi sekarang belum dapat memberikan keterangan. Kalau Bapak mau konfirmasi nanti di kantor kami.” jelasnya.
Awak media mengatakan kepada Kuasa hukum, nanti saja dampingi didepan penyidik karena kami akan serahkan bukti-bukti ini kepada penyidik karena kasus ini ada pelanggaran hukumnya, dan kami hanya pewarta yang harus mewartakan kepada publik.
(DS/RED)