Sukabumi – JAGAT BATARA. Minggu, 3 Agustus 2025. Wakil Bupati Sukabumi, H. Andreas, meresmikan “Tungku Rakyat”, sebuah program inovasi pengelolaan sampah hasil karya mahasiswa Universitas Nusa Putra yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2025. Acara peresmian berlangsung pada Jumat, 1 Agustus 2025, di Kampung Pasir Nangka, Desa Mekar Nangka, Kecamatan Cikidang.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Daerah II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Camat Cikidang, perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Bappelitbangda, serta para tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menekankan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab satu wilayah semata, melainkan menjadi persoalan bersama yang perlu ditangani secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Setiap bulan, Jawa Barat menghasilkan sekitar 29,5 juta ton sampah. Namun, baru sekitar 10 persen yang berhasil terkelola. Ini adalah masalah serius yang harus kita tangani dari hulu, bukan hanya di hilir seperti di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” tegasnya.
Ia mengapresiasi inisiatif para mahasiswa yang telah menciptakan solusi lokal yang inovatif melalui pembuatan tungku pembakaran sampah. Menurutnya, kehadiran tungku ininya dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Sukabumi dalam upaya mengatasi persoalan sampah.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk mulai sadar dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah, khususnya dengan tidak lagi membuang sampah sembarangan, termasuk di bantaran sungai.

“Kalau sampah tidak dikelola dari sumbernya, kita akan terus kewalahan. Ini bukan cuma masalah hari ini, tapi juga masa depan anak cucu kita,” ungkapnya.
Pemkab Sukabumi, lanjutnya, akan segera menyusun rumusan kebijakan pengelolaan sampah secara terpadu, termasuk mempertimbangkan pemberian sanksi kepada pelaku usaha wisata seperti hotel dan restoran yang tidak tertib dalam pengelolaan sampahnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok KKN Desa Mekar Nangka 2025, Naufal Raihan, menjelaskan bahwa tungku rakyat ini dibuat sebagai solusi atas keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah di desa tersebut. Banyak warga yang masih membakar sampah secara sembarangan, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
“Tungku ini dirancang untuk membakar sampah plastik pada suhu sekitar 800 derajat Celcius, sehingga dapat mengurangi volume sampah hingga 90 persen. Selain itu, proses pembakaran dirancang agar minim polusi,” jelasnya.
Tungku rakyat ini memiliki dua pintu satu untuk memasukkan sampah dan satu lagi untuk mengambil abu sisa pembakaran. Naufal berharap kehadiran tungku ini dapat menjadi awal dari terciptanya lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan asri.
“Kami bersyukur karena warga ikut bergotong royong sehingga program ini bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya.
sukma