Bogor – JAGAT BATARA. Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi beras dan jagung tahun ini membawa tantangan baru yang tak terduga: gudang penyimpanan Bulog nyaris penuh. Menanggapi langsung laporan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Presiden Prabowo Subianto bertindak cepat dengan meluncurkan langkah strategis pembangunan 25 ribu gudang baru di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah, tahun ini produksi beras dan jagung kita melimpah. Pak Menteri (Amran) datang ke saya bilang, ‘Pak, kita bingung, nggak ada gudangnya,’” ungkap Presiden Prabowo saat menghadiri peringatan Hari Pendidikan Nasional di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jumat (2/5/2025).
Presiden langsung merespons dengan kebijakan konkret: membangun 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama yang mampu bertahan hingga 10 tahun. Gudang ini dirancang sebagai solusi cepat sembari pemerintah menyiapkan pembangunan gudang permanen di setiap desa.
“25 ribu gudang improvisasi yang akan dibuat dari bahan-bahan yang lumayan bisa bertahan 5 – 10 tahun, sembari nanti kita akan bangun di tiap desa,” jelas Prabowo.
Tak hanya berhenti di solusi darurat, Presiden Prabowo juga meluncurkan program jangka panjang melalui Koperasi Merah Putih yang akan hadir di 80 ribu desa. Program ini mencakup pembangunan gudang permanen, fasilitas cold storage untuk menyimpan hasil pertanian yang mudah rusak, dan penyediaan armada truk agar hasil panen bisa langsung didistribusikan ke pasar atau ke Bulog.
“Setiap desa akan memiliki cold storage. Buah dan sayur bisa disimpan lebih lama, tidak cepat rusak. Kami juga siapkan truk agar hasil panen bisa langsung dikirim,” kata Prabowo.
Sebelumnya, pada acara Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumatra Selatan (23/4/2025), Presiden juga telah menginstruksikan BUMN, TNI, dan Polri untuk turut serta membangun gudang sementara dengan memanfaatkan lahan milik pemerintah demi efisiensi.
Langkah-langkah strategis Presiden Prabowo ini merupakan bagian dari komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga April 2025, produksi gabah nasional telah mencapai 13,9 juta ton, sementara stok beras nasional melonjak menjadi lebih dari 3 juta ton — tertinggi dalam 23 tahun terakhir.
Serapan beras oleh Bulog juga meningkat tajam. Dalam satu bulan terakhir saja, Bulog menyerap 1 juta ton beras, sehingga total serapan dari Januari hingga April 2025 mencapai 1,7 juta ton, seluruhnya berasal dari petani lokal tanpa impor.
Pemerintah juga memperkuat posisi petani dengan menaikkan kuota pupuk bersubsidi hingga 100 persen, melakukan reformasi sistem distribusi, serta menaikkan harga gabah petani menjadi Rp6.500/kg. Kebijakan ini dirancang untuk memberi dorongan nyata agar petani semakin semangat dalam meningkatkan produksi.
Dengan produksi melimpah, dukungan insentif yang tepat, dan pembangunan infrastruktur penyimpanan hingga ke tingkat desa, Indonesia kian mendekati ambisinya menjadi negara yang swasembada pangan secara berdaulat.
Langkah sigap Presiden Prabowo dalam merespons persoalan teknis dengan solusi sistemik menunjukkan arah kepemimpinan yang berorientasi pada hasil nyata, sekaligus memastikan agar hasil kerja keras petani tidak terbuang percuma hanya karena keterbatasan logistik. (Red)