Headlines

Dedi Mulyadi Bongkar Bangunan Liar di Subang, Siapkan Penataan Baru untuk Kawasan Wisata

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Subang 2722253428

Subang – JAGAT BATARA. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali menunjukkan komitmennya dalam menata wajah daerah dengan turun langsung ke Kabupaten Subang untuk membongkar bangunan liar yang berdiri di sepanjang jalan provinsi. Langkah tegas ini dilakukan pada Senin, 26 Mei 2025, bersama Bupati Subang Reynaldi Putra Andita.

Bangunan liar yang dibongkar terdiri dari deretan kios kumuh yang selama ini dianggap mencederai estetika dan kenyamanan kawasan yang dinobatkan sebagai daerah pariwisata.

“Ini sama Bupati Subang. Kita membuka seluruh bangunan yang di jalan provinsi sampai Kota Bandung, sampai Sumedang. Nanti seluruh kios-kios liar, kumuh kita bongkar,” ujar Dedi dalam unggahan videonya di Instagram @dedimulyadi71.

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk membersihkan area dari bangunan tak berizin, tetapi juga sebagai bagian dari program penataan kawasan pariwisata. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemkab Subang akan mengganti kios-kios liar tersebut dengan bangunan baru yang rapi dan fungsional.

“Kita bangun kios-kios baru yang rapi, bersih, dilengkapi oleh toilet, dan ada rest area-nya. Ini cara kita menata,” lanjut Dedi.

Dedi Mulyadi juga mengkritik keras kondisi saat ini, di mana kawasan yang seharusnya menjadi wajah pariwisata justru tampak kumuh dan tidak tertata. Ia menyoroti bahwa meski kawasan tersebut menghasilkan pendapatan, namun aspek lingkungan dan estetika dibiarkan terabaikan.

“Ini daerah dinobatkan sebagai daerah pariwisata, duitna dialaan (uangnya diambilin), tapi daerahna dibiarkan terus mengalami penurunan daya dukung lingkungan, estetika, ah butut weh (ah jelek aja),” katanya tegas.

Dalam momen tersebut, Dedi juga secara langsung menantang keberanian Bupati Subang untuk ikut melakukan penertiban.

“Bupatinya beranian?” tanya Dedi.

“Berani,” jawab Reynaldi Putra mantap.

Dukungan dari pemerintah daerah ini dinilai krusial dalam memastikan keberlanjutan program penataan dan transformasi kawasan menjadi lebih baik, bersih, dan ramah wisatawan.

Lebih jauh, Gubernur Dedi menyebut rencana pemanfaatan lahan-lahan tidur yang telah berubah fungsi. Ia berencana untuk mengembalikan kebun teh yang berubah menjadi kebun singkong (sampeu), dan menjadikannya sebagai bagian dari kawasan perkebunan nanas yang dikelola secara profesional melalui kerja sama operasional (KSO) dengan PTPN atau Pemprov Jabar.

“Nanti kebun teh yang sudah berubah jadi kebon sampeu, kita kembalikan. Jadi teh ya teh, nanas ya nanas. Kalau KSO-nya dengan swasta udah selesai, nanti kita KSO-kan dengan Pemprov. Kita bayar kok, kita sewa. Awal Juni kita bicara,” jelas Dedi.

Saat menyapa para warga, terutama ibu-ibu yang menyaksikan proses pembongkaran, Dedi menegaskan komitmennya.

“Tah eceu-eceu, ku aing dibongkar siah bangunana,” ujar Dedi dengan nada khasnya yang tegas namun akrab.

Langkah Dedi Mulyadi ini menjadi simbol transformasi kawasan provinsi Jawa Barat, khususnya Subang, menuju penataan yang lebih tertib, bersih, dan berorientasi pada pengembangan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata.

Penertiban bangunan liar ini juga menunjukkan wajah kepemimpinan yang tidak hanya retorika, tetapi juga hadir langsung di lapangan untuk menata, mendengarkan warga, dan menghadirkan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *