Sidoarjo – JAGAT BATARA. Di tengah stigma negatif terhadap industri rokok, muncul sosok inspiratif bernama Mujiadi (53), seorang pengusaha rokok asal Desa Klurak, RT 019/RW 003, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang justru menjadikan usahanya sebagai sumber kebaikan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Dikenal warga dengan sebutan Abah Mujiadi, pria bersahaja ini menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk program pemberdayaan masyarakat, kegiatan filantropi, hingga aksi sosial nyata. Saat ditemui tim Seputarjagat News di kantornya (5/8/2025), Mujiadi menyampaikan niat tulusnya:
“Sebagai pengusaha kecil, saya ingin bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Dana CSR dari usaha saya, saya salurkan untuk pemberdayaan ekonomi, terutama kepada para karyawan agar bisa berdaya secara mandiri,” jelasnya penuh semangat.
Salah satu program unggulan Mujiadi adalah pembentukan kelompok ternak bebek petelur, yang kini telah berkembang pesat. “Saya sudah menyerahkan 1.600 ekor bebek petelur kepada kelompok ternak karyawan, dan sekarang sudah menghasilkan sekitar 700 butir telur per hari,” imbuhnya bangga.
Bebek Bertelur, Warga Berdaya!
Kisah sukses dari program ini disampaikan langsung oleh Sutikno (48), anggota kelompok ternak. Ia mengaku sudah mengelola bebek petelur sejak tahun 2024. Menariknya, dari 1.600 ekor bebek yang diterima, 1.599 ekor adalah betina dan hanya satu pejantan!
“Setiap hari kami panen antara 500 hingga 700 butir telur. Pakan bebek kami dapatkan dari kepala udang yang dibeli dari pasar dan tambak sekitar, jadi sekaligus membantu nelayan juga,” terang Sutikno saat ditemui di kandang bebeknya, Selasa (5/8).
Namun bukan hanya sampai di situ. Telur-telur yang dihasilkan kelompok ternak ini tak hanya dijual mentah, tapi juga diolah menjadi telur asin oleh ibu-ibu rumah tangga sekitar, menciptakan rantai ekonomi baru yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Harapan Besar untuk Diakui Negara
Sutikno dan kelompok ternaknya kini berharap agar kelompok UMKM ini bisa terdaftar secara resmi di Balai Penyuluh Pertanian dan Peternakan Kecamatan Candi, agar bisa mendapatkan dukungan dan pembinaan dari pemerintah.
“Kami ingin kelompok ini menjadi UMKM mandiri yang legal dan berkelanjutan, agar ke depan bisa memperluas manfaat dan membuka lebih banyak lapangan kerja,” pungkas Sutikno.
Dari Pabrik Rokok, Tumbuh Harapan Baru
Apa yang dilakukan Mujiadi adalah bukti bahwa keberhasilan tak harus egois. Dari asap rokok yang selama ini kerap dipandang miring, justru muncul asap dapur baru bagi masyarakat Desa Klurak.
Abah Mujiadi tak hanya menjual rokok, tapi juga menghadirkan harapan. Dari hasil usahanya, lahirlah UMKM baru yang hidup, berdaya, dan menyemai masa depan.
Liputan: Dudung – Seputarjagat News
Editor: Redaksi Seputarjagat